Menggali Potensi Diri
Sejak dari lahir tiap orang dibekali potensi diri.
Cuma sering tidak disadari bahkan sampai usia dewasa.
Padahal banyak kemampuan yang bisa
dikembangkan dari situ bila tahu seberapa besar potensi itu, karena hal itu
berguna sebagai bekal memasuki dunia kerja dan meningkatkan karier. Salah satu
cara menggali potensi diri bisa lewat buku harian.
Siapa tak ingin bekerja sesuai minat dan
bakat? Melakukan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat tentu akan lebih
menyenangkan. Selain itu, minat dapat mendorong keinginan dan keseriusan
seseorang untuk belajar dari berbagai jenis pengalaman yang diperoleh.
Sementara bakat akan mempercepat proses penyerapan pembelajaran pengalaman itu.
Alhasil, kinerja seseorang akan menjadi lebih baik.
Seperti pengalaman yang saya alami sendiri,
saya Ariesta Tyllas Febriany seorang mahasiswa Teknik Informatika, saat ini
berumur 21 Tahun, awalnya saya merasa salah berada pada jurusan yang sejujurnya
tidak saya inginkan, saya sendiri sebenarnya memiliki keinginan untuk kuliah di
jurusan kimia, karena merasa memiliki kemampuan pada bidang tersebut, namun
ternyata ada hal lain yang memang menjadi passion
saya semenjak dahulu, ya, bernyanyi. Saya adalah seorang penyanyi, aktif
dalam berbagai organisasi menyanyi, paduan suara, vocal group, duet dan
sebagainya, namun saya selalu beranggapan bahwa bernyanyi hanya sekedar hobi
saya, tidak untuk dijadikan cita – cita hidup kedepan nya. Lambat laun potensi
tersebut semakin tergali, Tuhan memberikan kesempatan kepada saya, menjadi
seorang pelatih vocal merupakan hal yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya.
Ungkapan “Your Hobby Turned into a Paid Job” kini saya rasakan sendiri. Potensi yang
awalnya hanya sekedar hobi, kini dapat memberikan saya penghasilan, tidak cukup
sampai disitu, potensi diri perlu digali terus – menerus , karena saya yakin
potensi yang dimiliki seseorang tidak hanya satu, namun banyak. Permasalahan
nya adalah bagaimana seseorang dapat mengenali dan mengetahui potensi yang
dimiliki dirinya?
Berikut saya memiliki kiat – kiat untuk
menggali potensi yang dimiliki diri sendiri.
Sebelum mengenali minat dan bakat, kita perlu
memahami lebih dulu potensi yang tersimpan di dalam diri. Dari sanalah
seseorang menentukan arah dan mengawali tindakan untuk mewujudkan tujuan hidup.
Potensi yang bisa disebut sebagai kesanggupan
atau kekuatan yang dapat dikembangkan itu memang memegang peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam bekerja. Apa pun jenis pekerjaannya.
Mudahnya, potensi itu berbicara mengenai
“siapakah saya” dan kemampuan apa yang dimiliki untuk dapat melakukan suatu
pekerjaan dengan baik.
Agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu,
mulailah melakukan observasi untuk mengenal diri sebagai langkah awal menggali
potensi diri. Lontarkan pertanyaan, misalnya, “Apa yang saya sukai?°, “Orang
seperti apakah saya?”, “Apa sih yang jadi minat saya?”, atau “Jenis pekerjaan
apa yang sulit saya kerjakan?”
Untuk memudahkan observasi diri, catatlah
setiap keberhasilan yang pernah kita capai, keterampilan yang kita miliki, dan
sifat-sifat positif yang kita punyai. Sesudah itu, pertahankanlah keberhasilan,
keterampilan, dan sifat-sifat positif itu sebagai motivasi untuk meningkatkan
kinerja kita.
Makin dini, makin baik
- Semakin dini kita mengenal diri tentu lebih baik. Sebab, kita akan lebih cepat bertindak dan lebih fokus dalam mengarahkan diri sesuai dengan minat dan bakatnya.
Sebagai gambaran, “Anak-anak yang sudah fokus
pada potensi dirinya biasanya berasal dari keluarga dengan pola asuh tertentu dan
sekolah tertentu pula. Mereka banyak mengalami latihan yang membuatnya bisa
memahami diri, sehingga di usia belia sudah mampu menentukan arah untuk
dirinya. Tidak sekadar mengikuti arus orang lain. Semakin dini mengetahui
potensi diri, ia akan lebih cepat memilih bidang pekerjaan yang akan
ditekuninya kelak,” kata Mutia Prihantini, managing director Tribina
Multikaryatama lembaga yang bergerak dalam bidang pengembangan sumber daya
manusia.
Kaum remaja atau orang dewasa muda sekarang,
lanjut Mutia, “Terlalu banyak terpapar dengan hal-hal yang membuat mereka
secara tak sadar mengikuti apa yang terjadi di luar. mereka tidak dibiasakan
dan diberi kesempatan masuk ke dalam diri untuk melihat dan mengamati apa yang
selama ini mereka lakukan.
Bagi kita yang merasa tidak datang dari
keluarga dengan pola tertentu dan sekolah yang memberi ruang untuk
mengeksplorasi minat dan bakat, tak perlu berkecil hati. Mulailah berani
menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk mengenali diri. Jika sudah, segera ambil
keputusan. Tanamkan dalam benak, ketika keputusan sudah diambil, kita bersedia
membayar apapun risikonya.
Saya juga ingin mengingatkan, dalam menggali
potensi diri jangan terlalu mengandalkan orang lain. Karena adalah suatu
kesalahan besar bila itu kita lakukan. Teman, pacar, dan orangtua sekalipun
tidak dapat memberi gambaran totalitas tentang diri kita. Kita sendiri yang
paling tahu kelebihan dan kekurangan kita. Bahkan, alat-alat tes canggih untuk
mengukur potensi seseorang pun belum tentu 100 persen cocok, karena tergantung
bagaimana kita menjawabnya. Kalau kita sendiri masih ragu, enggak
mungkin mendapat jawaban yang memuaskan. Tujuan psikotes hanya mengumpulkan
preferensi seseorang di banyak hal, lalu dikategorisasikan sebelum seseorang
dinilai punya minat ini-itu.
Mereka yang duduk di tingkat akhir perguruan
tinggi dan akan selesai kuliah, , sebaiknya mulai mengarahkan diri. Mau ke mana
setelah lulus dan pekerjaan apa yang membuat mereka enjoy.
Nikmati perjalanan diri
- Setelah mengenal diri berikut potensi kita, mulailah membuka diri terhadap banyak hal dan melakukan banyak hal pula.
Kita tidak akan pernah tahu, apakah cocok
terhadap suatu hal atau tidak, kalau tidak pernah mencoba dan belajar
menguasainya. Misalnya kita ragu, apakah punya bakat main piano. Menurut saya,
tak ada salahnya dicoba. Caranya, belajar dulu musiknya. Enjoy enggak?
Setelah enjoy, cepat enggak menguasainya?
Kalau ternyata bisa, tapi agak lama
menguasainya, artinya bakat ada. Hanya dalam gradasi tententu mungkin lebih
bagus di bidang yang lain. Ukuran berbakat atau tidak jika seseorang lebih
cepat menguasai sesuatu yang baru dipelajari.
Membuka diri terhadap hal-hal baru juga dapat
dilakukan saat akan memasuki dunia kerja. Ada kalanya seseorang merasa sudah
tak bisa benkembang lagi. Kalau memilih bertahan, mau tak mau harus mengubah cara
berpikir. Kalau semula tidak suka, kini buatlah menjadi sesuatu yang kita
sukai. Caranya dengan mencari hal-hal yang bisa kita nikmati, karena masih ada
potensi yang belum tergali. Sekali lagi, amati diri sendiri, karena tidak
pennah ada tempat (bekerja) yang tepat kalau kita tidak memutuskannya untuk
membuatnya tepat.
seseorang dapat mengembangkan potensinya, yang
bisa berupa bakat, hobi, atau minat khusus menjadi salah satu modal memasuki
dunia kerja. Jangan cemas jika tak memiliki bakat seperti menari, menulis
puisi, atau keterampilan berorganisasi. Sebab, ragam talenta itu banyak dan
luas. Senanq berbicara, mudah menerima dan membantu orang lain, atau merangkai
bunga bukan soal. Yang penting semua itu dilakukan dengan senang. Hal-hal itu
merupakan ekspresi diri, yang selanjutnya bisa membangun harga diri dan
kesuksesan di belakang hari.
Mengurai diri
- Kalau berminat, ada cara dan teknik lain untuk mengenali potensi diri. Yaitu dengan mengisi diary.
Buku harian bukan sekadar agenda kegiatan apa
yang akan dilakukan seseorang. Fungsinya murni sebagai wadah untuk menuangkan
perasaan dan emosi dari hari ke hari. Dengan menuliskannya ke buku harian,
seseorang dapat mengeksplorasi diri hingga ke hal-hal yang sensitif.
Mutia menegaskan, peristiwa-peristiwa tak
menyenangkan dalam kehidupan seseorang bisa menjadi titik balik dalam memandanq
hidup. Bagi oranq dewasa muda, peristiwa tak menyenangkan itu bisa berupa putus
cinta, tidak diterima di fakultas favorit, lamaran pekerjaan ditolak, hingga
jabatan tidak dipromosikan oleh atasan.
Saya sendiri rutin menulis buku diary karena
dapat membuat saya lebih megetahui apa yang seharusnya saya kerjakan , apa yang
menjadi kesukaan saya, apa yang menjadi kesalahan saya dan kesalahan seperti apa
yang seharusnya tidak boleh saya ulangi. Peristiwa sedih dan peristiwa
menyenangkan dapat membantu kita bangkit mengenali potensi yang kita miliki.
Sayangnya, banyak orang tidak bangkit atau
merasa cukup puas dengan dirinya saat ini. Padahal mereka memiliki potensi yang
jauh lebih besar, andai saja berani berubah dan mengambil hikmah atas peristiwa
yang tak menyenangkan itu.

0 komentar:
Posting Komentar